Yogyakarta
(MAN 2 Yogyakarta) – Kelompok Studi Riset dan Lingkungan (STARLING) kelas XI
MAN 2 Yogyakarta mengadakan penelitian di Kedai Thiwul Kukus pada Senin
(3/2/2025). Kedai Thiwul Kukus sebuah usaha kuliner lokal yang mempertahankan
makanan tradisional berbasis singkong. Kegiatan ini bertujuan untuk memahami
keberlanjutan pangan lokal serta dampaknya terhadap lingkungan dan ekonomi
masyarakat.
Dalam
kunjungan tersebut, para siswa mengamati dan sekaligus praktek proses pembuatan
thiwul kukus, makanan khas berbahan dasar singkong yang menjadi warisan kuliner
Yogyakarta. Mereka berdiskusi langsung dengan pemilik usaha mengenai bahan
baku, proses produksi, serta strategi pemasaran yang dilakukan untuk
mempertahankan eksistensi makanan tradisional di era modern.
Koordinator
STARLING, Nurul Zulaikha, S.Pd, menjelaskan bahwa riset ini bertujuan untuk
mengkaji potensi pangan lokal sebagai alternatif berkelanjutan. “Kami ingin
melihat bagaimana thiwul kukus bisa menjadi solusi pangan ramah lingkungan
serta mendukung perekonomian lokal,” ujarnya.
Selain
itu, siswa juga meneliti bagaimana usaha kecil seperti Kedai Thiwul Kukus
berkontribusi dalam pelestarian budaya kuliner serta upaya mengurangi
ketergantungan pada bahan pangan impor. Mereka menemukan bahwa thiwul tidak
hanya lebih sehat dibandingkan nasi, tetapi juga lebih tahan lama dan lebih
sedikit menghasilkan limbah produksi.
Singgih
Sampurno, S.Pd, MA, Kepala Madrasah MAN 2 Yogyakarta, mengapresiasi kegiatan
ini. “Penelitian ini sangat bermanfaat bagi siswa untuk memahami keterkaitan
antara lingkungan, ekonomi, dan budaya. Mereka belajar langsung dari praktik
nyata, tidak hanya teori di kelas,” katanya.
Sebagai
bentuk kepedulian lingkungan, para siswa juga berdiskusi mengenai cara-cara
agar produksi thiwul lebih ramah lingkungan, seperti penggunaan kemasan
biodegradable dan pengelolaan limbah organik.
Hasil dari penelitian ini dengan panduan yang disusun guru pendamping Hitaqi Millata, S.Pd, Sarjilah, S.Pd, dan Desy H, S.Pd, akan didokumentasikan dalam laporan akademik dan dipresentasikan di sekolah sebagai bagian dari edukasi lingkungan berbasis riset. STARLING MAN 2 Yogyakarta berharap kegiatan ini dapat menginspirasi generasi muda untuk lebih menghargai dan melestarikan pangan lokal sebagai bagian dari keberlanjutan lingkungan. (pusp)
Berikan Komentar