Kepala MAN 2 Yogyakarta: Pengurus Organisasi Harus Jadi Garda Terdepan Cegah Bullying di Madrasah

Yogyakarta (MAN 2 Yogyakarta) - Bullying bukan lagi persoalan kecil. Ia meninggalkan luka, menghancurkan semangat, bahkan merenggut nyawa. Karena itulah, Kepala MAN 2 Yogyakarta, Hartiningsih, S.Pd., M.Pd., menegaskan kepada seluruh pengurus organisasi untuk menjadi garda terdepan dalam mencegah dan melawan segala bentuk perundungan di lingkungan madrasah.

Pesan tegas itu disampaikan dalam kegiatan Rapat Besar (Rabes) MPK-OSIS dan BPH Ekstrakurikuler MAN 2 Yogyakarta, yang digelar pada Sabtu (8/11/2025) di Aula Lantai 3 MAN 2 Yogyakarta. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan dari seluruh organisasi, antara lain MPK, OSIS, Pramuka, CM ARMIFTADA, Paskamarta, PMR, dan JURMANDAYA, serta dihadiri para pembina dan dewan guru.

“Anak-anak sebagai pengurus organisasi harus siap menjadi garda terdepan mencegah terjadinya bullying di madrasah. Harus berani mengatakan: STOP Bullying!” tegas Hartiningsih di hadapan peserta Rabes.

Kepala Madrasah menekankan bahwa setiap pengurus organisasi memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi teladan (role model) bagi teman-temannya dalam bersikap dan berinteraksi.

“Jadilah contoh yang baik bagi lingkungan sekitar. Jangan pernah menormalisasi tindakan perundungan sekecil apa pun. Diam berarti ikut menyetujui,” pesannya dengan nada tegas namun penuh kasih.

Pernyataan ini menjadi sorotan penting di tengah meningkatnya kasus perundungan di berbagai daerah, termasuk tragedy baru-baru ini terjadi, meninggalnya mahasiswa di Bali dan insiden tragis pengeboman dengan bom rakitan molotov  di suatu sekolah yang ditengarai akibat pelaku sering mengalami bullying. Menurut Hartiningsih, madrasah harus menjadi ruang aman bagi setiap murid untuk belajar, berkembang, dan merasa dihargai.

“Madrasah bukan tempat menakutkan, tapi rumah yang menumbuhkan. Semua harus merasa aman dan diterima apa adanya,” imbuhnya.

Dalam kegiatan Rabes tersebut, setiap organisasi memaparkan program kerja satu periode ke depan. Salah satunya datang dari Khoiruman Wahhada, Ketua CM ARMIFTADA, yang menyampaikan rencana kegiatan literasi dan sosial yang menekankan nilai empati dan solidaritas.

Sementara RR Dwi Anjani Nur Dewanti, Ketua II MPK sekaligus ketua panitia Rabes, mengapresiasi antusiasme seluruh peserta dan menegaskan pentingnya komunikasi lintas organisasi untuk membangun sinergi positif.

“Rabes bukan hanya forum koordinasi, tapi ruang pembelajaran untuk memimpin, mendengar, dan menghargai. Kami ingin organisasi di MAN 2 Yogyakarta menjadi contoh lingkungan tanpa kekerasan,” ujarnya penuh semangat.

Rapat besar ini menjadi momentum reflektif bagi seluruh pengurus organisasi di MAN 2 Yogyakarta untuk memahami makna kepemimpinan sejati, bukan sekadar memimpin kegiatan, tetapi melindungi sesama, menumbuhkan empati, dan menciptakan budaya saling menghormati.

Kegiatan ditutup dengan penegasan kembali komitmen bersama: seluruh organisasi madrasah bersinergi membangun “Madrasah Aman, Madrasah Tanpa Perundungan.”

“Mari bersama-sama kita jaga madrasah ini. Jadilah generasi yang berani menolak kekerasan, berani melawan perundungan, dan berani menebar kebaikan,” pungkas Hartiningsih menandaskan. (pusp)


Berikan Komentar

Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin
wa Chat via WhatsApp