Yogyakarta
(MAN 2 Yogyakarta) - MAN 2 Yogyakarta kembali menunjukkan komitmennya terhadap
pendidikan karakter melalui pelaksanaan Workshop Antibullying dengan tema
“Youth Impact: Be Perky? No Bully!”. Kegiatan ini berlangsung di Aula Lantai 3
MAN 2 Yogyakarta, dikoordinir oleh Guru Bimbingan dan Konseling (BK), Dyah
Estuti Tri Hartini, S.Pd, serta menggandeng Forum Gerakan Anti Kekerasan (GAK)
Kota Yogyakarta yang berada di bawah naungan Yayasan PUPA. Kegiatan digelar Kamis,
16 Januari 2025.
Yayasan
PUPA, yang berkantor pusat di Bengkulu, dikenal memiliki fokus pada isu
pemenuhan hak anak, kesetaraan gender, dan pencegahan kekerasan terhadap anak.
Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk kepedulian MAN 2 Yogyakarta terhadap isu
bullying di lingkungan madrasah.
Workshop
dibuka secara resmi oleh Rita Setyowati, S.Pd, M.Pd, Wakil Kepala Urusan Humas
MAN 2 Yogyakarta. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan pentingnya membangun
generasi muda yang berani mengambil sikap positif untuk mencegah kekerasan dan
bullying di lingkungan madrasah.
Kak
Prasetio Lukianto, Duta GenRe asal Bengkulu, didapuk sebagai narasumber utama
dalam workshop ini. Dengan pengalaman dan wawasannya, ia memberikan pemahaman
mendalam kepada peserta mengenai pengertian bullying, bentuk perilakunya,
penyebab, serta dampak negatif yang ditimbulkan. Ia juga mengajak peserta untuk
menjadi agen perubahan yang mampu mendorong terciptanya lingkungan madrasah
yang aman dan nyaman bagi semua.
Peserta
workshop terdiri dari perwakilan siswa kelas X (masing-masing lima orang per
kelas), anggota ekstrakurikuler PIK-R MAN 2 Yogyakarta, serta Tim GAK yang
melibatkan 13 siswa-siswi dari SMA/SMK di Yogyakarta dan enam siswa-siswi MAN 2
Yogyakarta yang tergabung dalam forum pengurus GAK.
Indikator
utama kegiatan ini adalah:
1.
Peserta memahami apa itu bullying dan bentuk-bentuknya.
2. Peserta mengetahui penyebab dan dampak bullying.
3.
Peserta didorong untuk menjadi agen perubahan serta agen perlindungan dari
kekerasan.
“Workshop
ini bukan hanya tentang memahami bullying, tetapi juga melatih keberanian untuk
mengambil sikap tegas dalam menolak segala bentuk kekerasan. Kita ingin setiap
siswa menjadi agen perubahan di lingkungannya,” ujar Dyah Estuti Tri Hartini,
S.Pd.
Kegiatan
ini menjadi salah satu langkah nyata MAN 2 Yogyakarta dalam menciptakan
madrasah yang bebas bullying, sekaligus membentuk generasi muda yang peduli,
berempati, dan bertanggung jawab terhadap lingkungannya. Dengan adanya
kolaborasi bersama Yayasan PUPA dan Forum GAK, MAN 2 Yogyakarta berharap dapat
menjadi pelopor gerakan antibullying di Yogyakarta. (pusp)
Berikan Komentar