Merawat Remaja, Menyemai Prestasi: PIK-R Fortasa Mandaya Karya Dyah Estuti Hantarkan Juara Terbaik III Best Practice 2025

Yogyakarta (MAN 2 Yogyakarta) — Praktik baik dalam dunia pendidikan sering kali lahir dari kepedulian pada hal-hal yang tampak sederhana, namun dikerjakan dengan konsistensi dan ketulusan. Hal inilah yang tercermin dalam Best Practice karya Dyah Estuti Tri Hartini, S.Pd., guru Bimbingan dan Konseling MAN 2 Yogyakarta, melalui program PIK-R Fortasa Mandaya (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) yang berfokus pada penguatan karakter, ketahanan diri, dan prestasi peserta didik.

Dalam ajang Apresiasi Best Practice Guru MAN 2 Yogyakarta Tahun Anggaran 2025, karya Dyah Estuti berhasil meraih Terbaik III pada kategori Best Practice Terbaik. Karya berjudul “PIK-R Fortasa: Membangun Generasi Muda Tangguh, Sehat, dan Berakhlak” dinilai memiliki dampak nyata, kontekstual, serta relevan dengan tantangan remaja masa kini.

Apresiasi diserahkan Kepala MAN 2 Yogyakarta Hartiningsih, S.Pd, M.Pd pada Jumat (12/12/2025) di aula lantai 3 bersamaan agenda workshop. Melalui PIK-R Fortasa Mandaya, peran guru BK tidak hanya berhenti pada layanan konseling individual, tetapi berkembang menjadi support system komprehensif bagi remaja. Program ini menjadi ruang aman dan edukatif bagi murid untuk mendapatkan wawasan tentang berbagai isu krusial remaja, mulai dari kesehatan reproduksi, persiapan usia perkawinan, kesetaraan gender, pencegahan bullying, bahaya napza, hingga problematika remaja lainnya yang kerap luput dari ruang kelas formal.

Keunggulan PIK-R Fortasa Mandaya terletak pada pendekatannya yang partisipatif dan memberdayakan. Murid tidak hanya menjadi penerima materi, tetapi didorong untuk tumbuh sebagai agen perubahan. Melalui penguatan ketahanan diri, mereka dipersiapkan menjadi satgas anti bullying dan anti napza, sekaligus berperan sebagai pendidik serta konselor sebaya di lingkungan madrasah.

Program unggulan seperti Cipka Cipik-R, Evening Treats, serta Sharing and Caring menjadi media efektif untuk membangun komunikasi yang hangat, reflektif, dan solutif antara guru BK dan murid. Di ruang-ruang inilah nilai empati, kepedulian, dan keberanian bersuara ditanamkan, sehingga murid merasa didengar, dihargai, dan dikuatkan.

Dyah Estuti meyakini bahwa perubahan besar sering berawal dari langkah kecil yang dilakukan secara konsisten. Harapannya, praktik baik ini dapat memberi dampak nyata bagi iklim belajar di MAN 2 Yogyakarta, khususnya dalam melejitkan prestasi madrasah yang unggul secara akademik sekaligus kokoh dalam karakter.

Apresiasi Best Practice 2025 menjadi pengakuan bahwa inovasi guru BK memiliki peran strategis dalam membangun generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga sehat secara mental, tangguh menghadapi tantangan, dan berakhlak mulia. Melalui PIK-R Fortasa Mandaya, MAN 2 Yogyakarta kembali menegaskan diri sebagai madrasah yang menghadirkan pendidikan bermakna dan berdampak nyata bagi kehidupan peserta didik. (pusp)


Berikan Komentar

Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin
wa Chat via WhatsApp