Yogyakarta (MAN 2 Ypgyakarta) –Siswa kelas XI MAN 2 Yogyakarta melakukan studi riset lingkungan (Starling) di Tambak Garam Tirta Bahari, Kapanewon Tanjungsari, dalam rangka memahami sejarah, perkembangan, dan inovasi dalam produksi garam di kawasan tersebut. Kegiatan pada Senin (3/2/2025) ini dibawah komando Wakaur Bidang Kehumasan Rita Setyowati, S.Pd, M.Pd, dikoordinir Nurul Zulaikha, S.Pd, didampingi Hitaqi Millata, S.Pd, Sarjilah, S.Pd, dan Desy Andyhapsari, S.Pd,
Tambak Garam Tirta Bahari
memiliki perjalanan panjang sejak didirikan pada tahun 2013 oleh kelompok KUGAR
Tirta Bathari. Awalnya, produksi garam dilakukan dengan cara tradisional, yakni
menggunakan garam meja untuk proses pengkristalan serta pemindahan air laut
secara manual. Namun, pada tahun 2017, terjadi inovasi besar dengan
diperkenalkannya sistem Greenhouse Salt Tunnel. Teknologi ini memungkinkan
pengendalian suhu dan lingkungan tambak yang lebih baik, sehingga meningkatkan
kualitas garam yang dihasilkan.
Pada tahun 2018, tambak garam
mulai memproduksi garam dapur dengan merek Segara Bumi Sepanjang (SBS) yang
dijual di sekitar Kapanewon Tanjungsari. Selanjutnya, pada tahun 2021, sistem
manajemen keuangan tambak berubah menjadi berbasis koperasi, memberikan
kesempatan lebih luas bagi anggotanya untuk mengelola produksi secara mandiri
dan profesional.
Inovasi terus berlanjut, dan
pada tahun 2022, Tambak Garam Tirta Bahari mengembangkan produk baru berupa
garam spa dengan merek Giri Sewu. Produk ini menargetkan pasar perawatan tubuh
dan kesehatan, menambah diversifikasi usaha tambak garam tersebut. Pada tahun
2023, tambak ini berganti nama menjadi Koperasi Produsen Garam Tirta Bahari
dengan jumlah anggota yang terus bertambah hingga mencapai 22 orang.
Dalam kunjungan studi riset
ini, siswa MAN 2 Yogyakarta tidak hanya mempelajari sejarah dan perkembangan
tambak garam, tetapi juga mendapatkan wawasan tentang pengelolaan bisnis
berbasis koperasi, teknologi produksi, serta manfaat garam dalam kehidupan sehari-hari.
Mereka juga berkesempatan mengamati langsung proses pembuatan garam konsumsi
SBS serta produk garam spa, seperti bom mandi, yang saat ini menjadi salah satu
inovasi unggulan koperasi tersebut.
Melalui kegiatan Starling ini,
para siswa diharapkan dapat memahami lebih dalam tentang keberlanjutan
lingkungan serta peran inovasi dalam meningkatkan daya saing industri lokal.
Penelitian ini juga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk turut serta dalam
pelestarian dan pengembangan sumber daya alam secara berkelanjutan. (pusp)
Berikan Komentar