Yogyakarta (MAN 2 Yogyakarta) – Sedekah merupakan amalan yang memiliki kedudukan mulia dalam Islam. Ia dipandang sebagai jalan penyuci hati, pembuka pintu rezeki, serta sarana mengalirnya rahmat Allah bagi hamba yang memberi maupun menerima. Dengan landasan nilai tersebut, program Jumat Berkah, Jumat Berbagi di MAN 2 Yogyakarta terus digiatkan sebagai perwujudan ibadah sosial yang tidak hanya menjadi rutinitas, tetapi juga komitmen spiritual untuk menghadirkan manfaat bagi masyarakat sekitar.
Kegiatan
ini semakin bermakna dengan kehadiran Mardi Santosa, Kepala MAN 2 Yogyakarta
periode sebelumnya, guru purna tugas Hatta dan Susilo Murtiningsih, serta Sri
Dewi Subaroroh yang kini mengabdi di instansi berbeda namun tetap terikat dalam
semangat berbagi. Partisipasi mereka menunjukkan bahwa pengabdian seorang
pendidik tidak berhenti saat masa tugas berakhir. Kehadiran mereka menjadi
teladan bahwa kebaikan dapat terus mengalir sebagai amal jariyah, meski tidak
lagi berada dalam ruang kelas dan struktur kedinasan.
Setiap
pagi hari Jumat, puluhan nasi bungkus disiapkan dan disalurkan di depan gerbang
MAN 2 Yogyakarta. Makanan tersebut diberikan kepada masyarakat prasejahtera
seperti pekerja harian, pedagang kaki lima, pengemudi ojek, dan pemulung. Walau
tampak sederhana, sedekah makanan dipandang sebagai sarana menghadirkan
keberkahan hidup, menghapus kesalahan kecil, menolak kesempitan, dan menjadi
sebab datangnya kemudahan dari Allah. Bagi pelakunya, sedekah juga menjadi
wujud syukur atas nikmat yang diterima, sehingga harta yang tersisa menjadi
lebih bersih dan penuh keberkahan.
Pengelolaan
kegiatan dilakukan secara gotong royong dikoordinir Retno Febriwindarti, melalui
donasi bulanan warga madrasah. Setiap kontribusi yang diberikan tidak hanya
dilihat sebagai bantuan materi, tetapi juga bagian dari ibadah yang menumbuhkan
kepekaan terhadap kesulitan sesama. Pembiasaan ini membentuk ekosistem nilai
spiritual di lingkungan madrasah, di mana sedekah bukan sekadar gerakan
filantropi, tetapi praktik keimanan yang meneguhkan jati diri sebagai lembaga
pendidikan berbasis nilai-nilai Islam.
Dalam
perspektif akhirat, sedekah menjadi amalan yang terus mengalir pahalanya selama
manfaatnya masih dirasakan oleh orang lain. Amalan ini dipandang sebagai
penolong dan pemberat timbangan kebaikan bagi pelakunya kelak ketika
pertanggungjawaban hidup dipersembahkan di hadapan Allah. Dengan memahami
hakikat tersebut, program Jumat Berkah tidak hanya dijalankan sebagai agenda
sosial, tetapi juga sebagai bekal husnul khatimah bagi para pelakunya.
Melalui
konsistensi berbagi setiap pekan, MAN 2 Yogyakarta berupaya menghadirkan
pendidikan yang bukan hanya mengembangkan kecerdasan intelektual, tetapi juga
menumbuhkan kesadaran ruhani. Ketika guru purna tugas dan guru yang telah
berpindah tugas tetap hadir dalam lingkaran kebaikan ini, terlihat bahwa nilai
keikhlasan dan pengabdian mampu melampaui batas waktu dan tempat. Sedekah
menjadi jembatan yang menghubungkan ilmu dengan amal, dan pengabdian dengan
keberkahan hidup. (pusp)
Berikan Komentar