YOGYAKARTA (MAN 2 Yogyakarta) — MAN 2 Yogyakarta kembali menegaskan diri sebagai madrasah berbudaya riset di DIY. Tiga tim peneliti muda lolos LPB DI.Yogyakarta dan siap bersaing dalam ajang Lomba Peneliti Belia (LPB) pada LPB Nasional 2025 yang digelar di Kampus Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Gading Serpong, Tangerang. Karya yang mereka usung memadukan kepekaan sosial, solusi lingkungan, serta optimasi sistem berbasis algoritma. Jika lolos LPB nasional, Tim Riset MAN 2 Yogyakarta berhak melaju ke tingkat LPB internasional 2025.
Tim
riset pertama, Nida Izza Nurussyifa dan Khumaira Nafla Miftahhusna mengangkat
judul “Optimasi Jalur Kabel Instalasi Panel Surya Melalui Modifikasi Algoritma
Kruskal dan K-Means.” Riset ini menjawab persoalan teknis instalasi panel
surya, khususnya efisiensi penataan jalur kabel yang sering kali rumit dan
boros material. Dengan pendekatan Minimum Spanning Tree (Kruskal) dan klaster
berbasis jarak (K-Means), mereka merancang model baru yang mampu menekan
panjang kabel, merapikan node instalasi, dan mereduksi potensi rugi daya dalam
sistem energi terbarukan.
Di
sisi lain, Jihan Amira Ardani dan Tsabita Shafa Atahardani menghadirkan inovasi
hijau berjudul “Inovasi Berbasis Ekofitoremediasi: Pemanfaatan Tanaman Cyperus
Rotundus untuk Menyaring Limbah Cair Industri Batik Yogyakarta.” Mengambil
konteks Yogyakarta sebagai sentra perajin dan industri batik, riset ini menyoroti
tantangan pencemaran limbah cair. Tanaman teki (Cyperus Rotundus) yang mudah
tumbuh dan adaptif dimanfaatkan sebagai biofilter alami penyaring polutan,
sehingga menjadi solusi ramah lingkungan, murah, dan memiliki potensi adopsi di
tingkat pondokan maupun kawasan industri rumahan.
Sementara
itu, tim riset ketiga yang dikoordinir oleh Natsya Cita Sabiya Budhiarto bersama
Kanza Haura Taqia, sebelumnya telah menorehkan Juara 2 LPB tingkat DIY pada 21
Juli 2025. Mereka mencuri perhatian melalui karya “Pemodelan Rute Distribusi
Makanan Bergizi Gratis untuk SPPG Cangkringan Menggunakan Algoritma Dijkstra
dan TSP.” Mengolah data riil 14 sekolah dan lebih dari 1.200 anak penerima
manfaat, mereka merancang jalur distribusi optimal di kawasan ekstrem lereng
Merapi. Algoritma Dijkstra digunakan untuk menentukan rute terpendek antar
titik, sementara Travelling Salesman Problem (TSP) dimodifikasi untuk memetakan
urutan kunjungan paling efisien, menekan waktu tempuh dan biaya logistik tanpa
mengurangi ketepatan sasaran program MBG.
Ketiga
riset tersebut berkembang di bawah bimbingan guru Nuning Setianingsih, S.Si.,
M.Pd. dan Indra Dwi Suryanto, S.Pd. Selain penguatan metodologi sains dan
komputasi, siswa juga digembleng dalam pengolahan data lapangan dan penyusunan
laporan ilmiah yang terstruktur. Hal ini sejalan dengan format LPB Nasional
2025 yang digelar luring di Kampus UMN, melalui tahapan verifikasi, penyisihan,
hingga final.
Pada
babak final, peserta wajib mempresentasikan penelitian dalam Bahasa Inggris
selama maksimal 10 menit, dilanjutkan sesi tanya jawab 5 menit bersama dewan
juri. Penilaian meliputi keunikan ide, kekuatan metodologi, penguasaan riset,
serta teknik penyampaian. Model ini dipandang menjadi ajang strategis bagi
peneliti belia untuk membangun standar penelitian berkelas internasional
sekaligus menguatkan atmosfer kompetisi ilmiah di jenjang sekolah menengah.
Kepala
MAN 2 Yogyakarta, Hartiningsih, S.Pd., M.Pd., menyampaikan apresiasinya. “Riset
anak-anak madrasah ini menunjukkan, teknologi dan ilmu pengetahuan bukan
sekadar untuk kompetisi, tetapi juga menjawab persoalan nyata masyarakat. Ini
wujud generasi solutif yang peka lingkungan dan peduli sosial,” ujarnya. Ia
berharap, capaian ini semakin menyuburkan iklim riset di madrasah dan
menginspirasi pelajar lain di DIY untuk berani mewujudkan gagasan ilmiah
menjadi solusi terapan.
Dengan
rekam jejak prestasi yang terus meningkat, langkah ketiga tim ini menjadi
sinyal kuat bahwa MAN 2 Yogyakarta tidak hanya mencetak siswa berprestasi,
tetapi juga peneliti muda yang siap memberi dampak. Energi terbarukan, mitigasi
limbah batik, hingga efisiensi pangan bergizi di kawasan rentan, semuanya
dirumuskan lewat riset berbasis data dan teknologi yang berpihak pada
kebutuhan manusia. (pusp)
Berikan Komentar